Pages

Oktober 29, 2011

Keledai

Satu minggu ini pikiran saya seringnya penuh dengan keledai. Bukan, saya tidak sedang terpikir mengajukan mereka menjadi opsi pilihan hewan qurban selain kambing dan sapi. Setahu saya itu memang tidak diperbolehkan ya? Saya cuma sedang mikir keledai itu kenapa ya kok identik dengan kebodohan? Lalu juga mikir tentang pepatah atau apalah yang kira-kira bunyinya terasa berlawanan:

'hanya keledai yang jatuh di lubang yang sama dua kali'. 

 dan

'bahkan keledai tidak jatuh di lubang yang sama dua kali'. 

Jadi, sebenernya keledai jatuh gak sih di lubang yang sama dua kali?  Atau jangan-jangan itu dua keledai yang berbeda intelegensia kali ya. Hehehe...mikir kok ndak penting gini. Tapi kira-kira dari keduanya benar gak sih kalo saya simpulkan bahwa hanya manusia bodoh (lebih bodoh dari keledai) yang tidak belajar dari pengalaman sehingga terperosok pada kesalahan yang sama? Hemmm....

Baiklah, memang tak ada asap kalau tak ada api. Saya mikir tentang keledai karena sedang merasa bodoh atau dibodohi. Terancam merasa lagi emosi karena sesuatu yang sama, hanya karena tidak belajar dari pengalaman lalu. Atau karena memang saya yang naif? Entahlah.

Jadi, suatu ketika saya pernah marah. Lebih tepatnya murka. Saya tak suka kalau sampai dalam kondisi begitu, karena saya tahu benar saya jenis orang yang tak takut membakar sekalipun saya ikut hangus terbakar. Untung saya masih bisa meredamnya, hanya sempat merepet panjang pendek berapi-api di depan beberapa teman saja. Nalar saya masih jalan, Alhamdulillah.

Awalnya begini. Suatu ketika ada gosip tak sedap yang sampai di telinga saya tentang seorang teman. Daripada penasaran, saya konfirmasi langsung kepada yang bersangkutan pada suatu kesempatan. Saya tanya baik-baik gosip itu dan dijawab gosip itu tidak benar. Caranya menjawab sungguh meyakinkan. Saya memilih berbaik sangka saja, dan mencoba meluruskan gosip itu.

Jadi ketika di luaran teman-teman lain mulai menggosip, saya dengan penuh keyakinan menyangkalnya dengan jawaban konfirmasi. Sekalipun mereka menyodorkan bukti pun, saya masih keukeuh berbaik sangka. Sampai suatu ketika, saya mendapati kenyataan bahwa gosip itu benar adanya. Saya tak bisa melabrak teman saya  karena dia selalu menghindar (sudah dilakukan agak lama, tapi saya baru menyadarinya). Saya marah, murka, karena merasa DIBOHONGI, DIPERALAT dan DILECEHKAN. Niat baik saya dibalas tuba. Saya merasa seluruh dunia sedang mentertawakan saya yang sungguh menyedihkan.

Pada akhirnya saya sanggup mengatasi kemarahan itu dengan memaksa diri tetap berbaik sangka dan belajar memaafkan. Hati manusia mudah berubah-ubah, manusia tempatnya salah dan khilaf. Hahahaha, saya memang naif. Walaupun begitu, sampai sekarang saya menolak berhubungan selain basa-basi dengan teman saya itu. Saya mulai belajar tidak mempercayai begitu saja omongan orang jika tak ada pembuktian. Belajar menggali motif, latar belakang dari sebuah jawaban atau statement.

Ketika minggu lalu saya mendapati diri ini terancam berada pada emosi yang sama dengan kejadian itu...saya merasa sungguh bodoh. Saya kok ndak pinter-pinter sih yaaaaa. Apa di jidat saya ada tulisan tak kentara tapi terbaca oleh siapa saja kecuali saya: Mudah Dibohongi. Huhuhu....

Ah, sudahlah. Demi kesehatan jiwa, demi kelangsungan hidup damai dan bahagia, demi tidak terjerumus semakin jauh dalam prasangka, demi bayangan ke Turki yang sungguh menggoda (lho?).....saya memutuskan tak mau berurusan lagi terkait masalah itu. BODO AMAT! Hahahaha...

I'm not a mind reader

15 komentar:

Enno mengatakan...

hedeeeh.... beneran lagi meracau diaaa! wkwkwk...

since I know you, dikau emang tll positif thinking darling... itu bagus sih, tp skali2 bercuriga juga harus lho. itu namanya bkn negative thinking, tapi WASPADA.

*gaya ya...kayak gue nggak kena dibohongin aje sampe kyk gini*

wkwkwkwk

pis! :))

Rona Nauli mengatakan...

racauan pagi hari sembari nunggu rendemen cucian hehehehe

ah iyaaaa waspadaaa...berasa bang napi :))

pipis? sono di toilet! idih :p

rusydi hikmawan mengatakan...

kalo saya diposisi rona, saya pun akan marah, murka. tapi mau dimarahin juga kakdang gak mempan, ya udah diemin aja

putuindarmeilita.blogspot.com mengatakan...

Madam. AKu gak tahu mau komen apa. Secara aku gak suka sama keledai. Lebih suka kuda. Hehehe...

Sassy Enno mengatakan...

wiiih! lita mau ngikutin syahrini ya? mgkn mau bawa kuda ke ruang rapat?


aee matee!
wkwkwkwk...

:P

Gloria Putri mengatakan...

keledainya aq :(

Rona Nauli mengatakan...

@rusydi: eh iya, dicuekin aja lah. ogah berurusan lagi. eh ya, salam kenal ya :)

@lita: aku juga suka kuda. apalagi yg black stalion gitu...wuiiihhhh

@enno: aee matee kuwi artine opo :D

@glo: hahaha...nggak ah, aku kok itu hehehe

ROe Salampessy mengatakan...

'hanya keledai yang jatuh di lubang yang sama dua kali'.

dan

'bahkan keledai tidak jatuh di lubang yang sama dua kali'

MANA YANG BENAR YAH.? gw jadi ikutan bingung. :P

Enno mengatakan...

wakakak itu mksdnya: aih mati (deh gue!)...

ah rona ga gaul neh! :P

btw, pepatah yg bener itu: keledai TIDAK AKAN jatuh pada lubang yg sama.

ceritanya si keledai iri sama kuda yg jalannya gagah, sll melihat lurus ke dpn. dia mencoba jln dgn mengangkat kepalanya, tp malah jatuh kejeblos lubang. akhirnya sjk itu keledai kalo jalan sll nunduk ke tanah... krn ga mau kejeblos lg. perhatiin aja deh (siapa ya yg pny keledai? hihi).

jd sebenernya klo ada yg ngomong: bego kyk keledai...agak salah ya, wong keledai mau blajar dr pengalaman kok.
harusnya: lebih bego dr keledai. nah entu baru bener...

sekian kuliah dongeng saya.

:P

May mengatakan...

#terhibur dengan fabel keledai dan kuda dari mb Ennno diatas
sepertinya aku tau deh tokoh dalam ceritamu.. apakah dia melakukan hal yang sama padamu? huh terlalu.. ga usah dibolo wae Neng #apasih

dian mengatakan...

@rona: duh ron... jangan libatkan keledai ma masalahmu dunk. apa salah si keledai?
dah cukup kredibiltas dan inteligensianya diragukan, dah cukup dia dihina dina, jangan bawa2 dia seperti ini dunk ron.... [-(
@may: tumben komenmu di tahun ini ga bijak :))

sayamaya mengatakan...

"Saya mulai belajar tidak mempercayai begitu saja omongan orang jika tak ada pembuktian. Belajar menggali motif, latar belakang dari sebuah jawaban atau statement."

nah, ntu dah bener mpok. tinggal dilakoni aja.

eniwei, mslh bohong atau gak bohong itu cuma mslh konsisten saja. keledai itu baik menurutku cuma gampang ngantuk, jd y suka jatuh dh.

Rona Nauli mengatakan...

@Roe: jangan dibuat bingung, bang. asal paham maksudnya aja :D

@Enno: heeh, kalo yg pepatah itu riwayatnya katanya emang kaya begitu. kalo yg pertama, hadist katanya. katanya lho ya...malas nelusur shahih or gaknya :p

@neng May: eh? bukannnn...kau tak kenal orangnya, neng :)). tapi enno emang pendongeng yang baik ya :D

@dian: sing melibatkan kuwi njur sopo? aku lho malah tekon sopo toh sing nggarai bodoh kuwi identik karo keledai :)). ah, mama Aya mah kalo belain aku ga pandang bulu yan :))

@maya: belum pernah liat keledai. kalo kuda poni udah pernah. lucu :D. lah ya kuwi, May...konsistensi kuwi. moso isuk dele sore tempe :D

Enno mengatakan...

soal hadist tinggal tanya dong...
kan disitu ada ikhwan.

pasti ngelotok soal agama...

:P

Rona Nauli mengatakan...

siapa? siapa?....*lgs ngambil seabreg tagihan, pura2 sibuk :))*

Half Purple and Blue Butterfly