Pages

Maret 27, 2006

ADA APA DENGAN MAZ?

(Catatan Perjalanan I ke Al Zaytun)

Setelah melalui negosiasi yang cukup alot antara masinis Agrokusuma (sebutan lugu dan sok teu mas Agus untuk KA Agrobomo Anggrek :p) dengan tim negosiator dari SP PJB (Pakde Jon n mas Sapto), akhirnya…Agrokusuma bersedia berhenti di Haurgeulis, saudara-saudara. Hore…berhasil…berhasil…

Ini adalah prestasi yang cukup ‘mahal’ dan “memegelkan”. Mahal, secara tim negosiator kami harus mondar-mandir dari gerbong ke gerbong karena telat konfirmasi dengan kondektur baru di daerah Pekalongan sehingga kondektur lama tidak menghubungi masinis di loko. Walhasil, anggota tim harus merayu ijin kondektur baru dan menego sendiri masinis di Loko. Karena keluguan mas Sapto dan kurangnya konfirmasi dengan Pak Wawan, total jendral kami bayar dobel dan kemahalan…hua…hiks…hiks…

Trus yang tergolong “memegelkan”, secara keterlambatan itu menyebabkan the rest of the gank kudu rela meninggalkan kursi nyaman dan standby di restorka dengan tujuan: kalo kereta berhenti, kami bisa langsung loncat tanpa menarik perhatian penumpang lain. Sialnya, kereta lumayan sering berhenti dan sisa tim tanpa negosiator (yang sedang sibuk nego di loko) tidak ada yang tahu Haurgeulis itu di belahan bumi Jawa bagian mana huehehehe….Yah, terlantar di restorka bersama cucian kotor, rembesan air hujan, kecoa (hii..) selama hampir 2 jam, lumayan juga. Eits tunggu dulu…tim negosiator lebih parah. Dua jam nongkrong di loko bareng masinis. Berdiri di ruang sempit di antara penumpang gelap yang sedang tidur dan terpaksa merelakan diri menjadi saksi mata horornya mekanisme mengemudi kereta by bapak masinis…Huahahahah…emang enak :p. But thanks anyway to the great team :D. Muah…

Apakah petualangan selesai sampai sini? Belum saudara-saudara. Ada masalah. Driver penjemput kami ditawur tukang ojek di parkir KA Haurgeulis. Tuduhannya : mengambil ladang pangan tukang ojek ! Nah lo….berabe kan. Tapi untunglah driver kami sakti. Ho..ho..dengan kemampuan verbal yang yahud dan pendekatan yang ahli (baca: bayar parkirnya didobel kalo ga ditripel), masalah selesai! Siip…aman…

Pukul 05.15. Cari masjid dulu buat sholat Subuh. Kelar sholat, kami kelaparan. Tengok kanan-kirilah kami, cari makan. Bubur ayam panas? Siapa takut….(biarpun buburnya asin pisan hehehe…). Ok, perjalanan dilanjutkan.

Ternyata saudara-saudara…ponpes Al Zaytun itu masih lumayan jauh. Ketika berangkat driver kami bilang cuma butuh 15 menit. Pas kira-kira setengah perjalanan si bos driver telpon menanyakan posisi. Jawaban driver : “iya pak…sedang di jalan. Kira-kira setengah jam lagi sampai.” HAA…GUBRAK!!…ini siapa yang ga bisa hitung menghitung waktu seh…Wadow…

Yah, yang sabar. Nikmati aja pemandangan desa dan jalan yang asli rusak itu. Tapi untunglah tak lama terlihat bangunan megah masjid yang belum jadi, disusul pagar tembok tinggi yang ndak habis-habis…MAZ, here we come….

Ma’had Al Zaytun (MAZ) masih sepi pagi itu. Pertama masuk cuma ketemu serombongan pasukan bersih-bersih berpanco kuning terang sedang apel pagi di lapangan depan pos lapor tamu. Disiplin sekali mereka. Tapi kabarnya di MAZ kedisiplinan dijunjung tinggi ya…hmm…

Setelah acara lapor melapor selesai, kami langsung menuju ke wisma tamu Al Ishlah. Sepi? Tidak juga…banyak orang kok…tapi, lho…sebentar-sebentar…kok cowok-cowok ABG? Lebih tepatnya : kok ABG GAUL semua ya : rambut spike, sepatu sport, baju dan celana tiga perempat yang keren abis (bermerek pula), tenteng-tenteng alat musik ke ruang meeting wisma. Di dalam ada beberapa cewek-cewek ABG beraneka warna (berjilbab juga sih) sedang mengurusi bungkusan kado. Hmm…otakku langsung bekerja : Oh, orang luar sedang pinjam ruangan. Pan hari ini hari Jumat, jadi mungkin saudara-saudara pada datang menjenguk. Tapi kok bawa alat-alat musik lengkap? Trus dandanannya kok gaul banget? Waduh, ga tau apa mereka ini di lingkungan pesantren? Kok pihak pesantren meloloskan sih…

Karena keasyikan bengong, aku jadi yang terakhir kali menyadari bahwa mereka itu ternyata : para SANTRI!!! Dan mereka sedang merayakan pesta Ultah di ruang meeting…Hah? GUBRAK!!!

Kok bisa…kok bisa…hua…hiks-hiks…santri? pesta ultah? hilang sudah segala bentuk gambaran di angan-angan. Ini jauh dari perkiraanku walaupun suasananya adem (karena cuaca mendung dan pepohonan rimbun) dan damai (karena semua sopan dan santun). Mana suasana tradisional itu? Aku di mana sih ini? Di mall or di ponpes? Hua…hiks…hiks…

Tidak ada komentar:

Half Purple and Blue Butterfly