Pages

Maret 23, 2012

Tujuh Tahun

Menulis di blog; awalnya tak pernah menduga kegiatan iseng mengisi waktu luang di antara tumpukan pekerjaan ini akan bertahan bertahun-tahun lamanya. Walaupun menulisnya juga byar pet macam PLN, mengutip kata Enno di awal perkenalan kami. Bagaimanapun, thanks to mama Aya yang dulu mengenalkan saya yang kurang gaul dan gaptek dengan kegiatan satu ini.

Yang saya pahami dulu, punya blog itu seperti punya diary yang online. Walaupun online, tapi waktu itu tak pernah terpikirkan untuk bersosialisasi dengan dunia luar. Menulis di blog buat saya adalah ajang curhat antara teman sekantor saja: saya, mama Aya, Dian dan beberapa teman yang sekarang tak aktif lagi menulis  karena kesibukan peran masing-masing (Raty, Ance, Uwie, Badrus, Cungul). Satu-satunya teman di luar kantor yang saya kenal cuma Imponk: lay out-er Radar Solo yang bercita-cita menjadi penulis. Itupun karena dikenalkan Dian. Saya suka membaca tulisan-tulisannya. Sayang sekali, blog lamanya itu sudah ditutup dan yang bersangkutan mengakunya tidak menulis di blog lagi. 

Siang ini, di hari pertama long weekend, saya menyibukkan diri membaca-baca posting lama. Nyengir lebar baca postingan pertama saya yang menyedihkan itu. Dan akhirnya menyadari ternyata saya ini boleh dibilang makhluk galau dari dulu sekali *hehehe*. Tak lupa mampir di blog mama Aya. Ngobrak-ngabrik juga postingan lamanya. Senyum-senyum dan geli sendiri mengingat masa-masa itu. Mengingat dan menebak situasi yang mendasari tulisan-tulisan atau lebih tepatnya curhatan kami. Saya rindu masa-masa itu. Atau mungkin lebih tepatnya, saya rindu satu kantor lagi dengannya. Saya harus mengakui bahwa saya ini dari dulu sekali telah menjadi fans-nya. Buat saya, mama Aya itu oke, keren dan cerdas sekali *kedip-kedip*.

Awal saya memberanikan diri bersentuhan dengan dunia blog di luar orang kantor juga terkait dengan mama Aya. Pertengahan tahun 2007, setelah saya pindah dari kantor unit di Gresik ke Bekasi, dia yang mengenalkan saya pada blog beken ini. Saya jadi silent readernya selama bertahun-tahun. Sampai sekitar akhir tahun 2010, saya memberanikan diri meninggalkan komen di blog-nya. Lama sekali ya? Iya, saya memang tidak pede karena tulisannya bagus dan temannya banyak. Sama-sama kehilangan orang terkasih yang membuat saya nekad meninggalkan komen di sana. Karena saya tidak tahu bagaimana meninggalkan komen sebagai anonymous, dengan sangat gemetar ketakutan *ini lebay*, saya terpaksa mencantumkan alamat blog saya yang  saat itu jarang diupdate *hehehe*.

Nah, dari perkenalan dengan blogger beken itu-lah saya memberanikan diri berteman dengan blogger di luar lingkungan kantor. Saya senang sekali bisa berkenalan dan bersentuhan dengan banyak blogger oke dan keren seperti Lita, Glo, Annesya, Kriww dan lain-lain. Seandainya saat itu si blogger beken tidak merespon komen saya, mungkin saya masih berkutat di tempurung. Mungkin tampilan blog saya akan tetap standar dan sejadul dulu, mungkin saya juga tidak mulai menulis lagi, mungkin. Jalannya takdir itu kalau dirasa seringkali ajaib ya. Saya yang dulu hanya silent reader, akhirnya bisa bertemu muka dan curhat-curhatan lewat messenger atau telephone, menjadi teman baik. Entah apa penilaiannya tentang saya, tapi....Terima kasih ya, No...untuk kesabaran ngadepin saya yang gaptek dan kurang gaul ini *nyengir luebarrr*.

Menulis di blog, mengajari saya banyak hal: belajar mengekspresikan apa yang ada di pikiran, belajar untuk selalu jujur dan tulus dalam menulis *karena kecenderungan lebay saya hehehe*, belajar mengenali diri sendiri *saya wanita, dan seringkali tak paham apa mau saya sendiri hehehe*, belajar memahami orang lain, menghargai dan menerima perbedaan *karena kecenderungan saya menganggap semua orang sepikiran dengan saya*, belajar berani menjadi 'hidup dan ada' *karena menyadari disamping segala cengengesan saya, ada bakat penakut dan introvert akut*.

Hari ini, tepat tujuh tahun yang lalu, saya memulai posting pertama di blog ini. Dan saya bersyukur pernah memulainya *senyum manis*.

  
my latest birthday cake.
"ingin sekali berbagi kue ultah seperti di atas, kado dan kebersamaan dengan 
dek Zumi, Jilan dan kamu, hari ini. tapi jarak memisahkan. 
sungguh berharap semoga kebaikan untuk kalian dalam doaku hari ini diijabah-Nya. amien."
 

Maret 13, 2012

Hujan Pagi ini dan Giulietta

Cinta?

Seperti gema dari masa lalu, yang sayup kudengar sambil lalu. 
Lirih, di tengah riuh suara-suara.

Seperti gelombang luar terakhir  yang samar kutangkap,
dari setetes air yang jatuh di permukaan danau tenang. 
Mengalun, menghilang.

Seperti dingin yang tiba-tiba menusuk:

memaksaku merapatkan jaket, membenamkan tangan di saku terdalam.
Pada suatu halte sunyi di hari hujan. 
Kelu.

Seperti seraut wajah yang bersimpangan jalan:

membuatku tertegun, berhenti sejenak, menoleh tak yakin. 
Siapa? Terasa akrab.
 

Cinta?
Seperti itu...


picture from here


Saya tak pandai membuat puisi. Saya merasa begitu. Tapi selepas Subuh tadi, tiba-tiba saja ingin menulis kata-kata di atas. Mungkin karena pengaruh udara dingin dan hujan deras di luar kamar. Mungkin benar kata orang, dalam hujan ada simphony yang hanya dapat didengar oleh mereka yang merindu. Saya galau? Ndak juga. Ngantuk lebih tepatnya. Semalam, sudah siap tidur dari jam setengah sembilan. Tapi akhirnya malah terjaga sampai dini hari, lepas pukul 1. Seperti disihir Juliet, buku Anne Fortier, yang baru saya beli hari Minggu lalu. Saya tenggelam dalam versi lain kisah Romeo dan Juliet, di Sienna, tahun 1340. Saya menikmati perjalanan Giuliette, tokoh dalam buku itu, menemukan hubungan dirinya dengan Juliet karya Shakespeare. Mungkin karena itu juga saya jadi sok romantis pagi ini. Tak apalah, ya. Sekali-sekali. *hehehe*.

Akhir-akhir ini saya jarang posting, ya. Bukan karena tak ada ide atau tak sempat. Saya masih blogwalking sana-sini, walau bertingkah seperti hantu: datang diam-diam, pergi diam-diam. Maafkan. Banyak hal terjadi, berubah, di hidup saya dan sekitar saya. Saya hanya sedang kelelahan, merasa kehabisan tenaga. Tapi selebihnya, Insya Allah, baik-baik saja * senyum sok penting, sok manis*.

Btw, karena membaca buku Anne, saya jadi pengen membaca buku Romeo n Juliet-nya Shakespeare. Yang bagian dialog-dialog Romeo dan Juliet. Saya pengen larut dan mabok karenanya. Siapa tahu saya jadi bisa bikin puisi lagi *hehehe*. Semangat ah!

Februari 15, 2012

Saat Stress Melanda

Hari ini, eh tidak...tepatnya sejak kemaren stress saya kumat karena isu suksesi di kantor yang  menurut saya banyak merugikan bagian Keuangan. Gejala stress saya gampang dikenali: ngomel tiada henti (ngomel or marah ya? hehe), iseng kumat, garing kumat, pokoknya ndak jelas banget. Kasihan siswa OJT dan PKL yang ditempatkan di Keuangan. Jadi obyek keisengan saya dari pagi sampe sore. Trus acara lomba simulasi pemadam kebakaran antar unit yang seharusnya khidmat dan menegangkan malah jadi ajang ceng-cengan saya dan teman-teman di area evakuasi. Yang ikut lomba pastilah serius, sedang kami para penggembira heboh sendiri. Saya sempat kena semprot salah satu anggota regu pemadam, pasca perlombaan: "Mbakkkk...yaelaaa. Aku dah lomba capek-capek and kepanasan pake seragam ini, eh sampeyan malah ruame sendiri. Suarane paling kenceng pula.". Hehehehe...maaf, maklum lagi stress.

Sore tadi, giliran tukang parkir di Pizza Hut Harapan Indah yang nyaris jadi korban keisengan saya. Sambil membayar uang parkir seribu rupiah, tiba-tiba terbersit ide iseng nggegombal. Tapi karena saya tak tega pada si tukang parkir, saya gombalin aja housemate yang sedang nangkring di motor saya:
"Tadi pas bayar parkir aku lho dah mau keceplosan ngomong ke bapak-e. Iseng."
"Ngomong apa, Mbak?"
"Pak, kalau bayar parkir sepeda motor kan seribu rupiah ya. Kalau bayar parkir dihatinya kira-kira berapa ya, pak?"
"Hah? Mbak Ronaaaaaaaaaaaa....kamu ya! Iseng banget sih! Untung ga keceplosan!"
"Hehehehe..."

dicomot dari sini
"Btw, kalo mau parkir dihatimu pertanyaannya bukan bayar apa atau berapa ya. 
Pertanyaan pertama pastinya: boleh ndak? hehehe"...*ngarep ketinggian!plak!*

Februari 01, 2012

Little Maya's Giveaway

Batik tulis, passion saya selain buku dan kopi. Saya  masih kolektor kecil-kecilan. Sebagai kolektor, saya meyakini sehelai batik tulis halus memilih sendiri jodohnya, kolektornya. Karena berburu batik adalah sebuah petualangan: gabungan antara penasaran, mengumpulkan informasi, target dana, waktu eksekusi, apresiasi, rasa dan keberuntungan. Saya juga yakin setiap helai batik membawa dongengnya masing-masing: bahan yang dipakai, warna, makna  dan sejarah dibalik motif, lokasi pembuatan, siapa pengrajinnya, bagaimana mendapatkannya. Saya sedang belajar menjadi pendongeng batik. Suatu saat, saya ingin membuat satu dongeng milik saya sendiri. Itu nanti. Sekarang, saya sedang berencana memiliki salah satu karya Oey Soe Tjoen atau keturunannya. Semoga berjodoh.

motif ondel-ondel pada batik betawi yang pengrajinnya saya kunjungi Jumat lalu


(tulisan ini diikutsertakan di Maya's giveaway. pertama kali ikutan giveaway. saya pengen digambar yang lucu-lucu. belum pernah. ngarep hehehe)
Half Purple and Blue Butterfly